Ilustrasi : kajianpustaka
Pemimpin serta kepemimpinan merupakan suatu kesatuan
kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Dalam
praktek sehari-hari antara pemimpin dan kepemimpinan sering diartikan sama,
padahal keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Pemimpin adalah orang yang
tugasnya memimpin.
Perkataan pemimpin mempunyai macam-macam pengertian.
Dalam Islam terdapat beberapa istilah yang mengarah kepada pengertian pemimpin,
diantaranya: Umara atau ulil amri yang bermakna pemimpin
negara (pemerintah), Amirul ummah yang bermakna pemimpin (amir)
ummat, al-Qiyadah yang bermakna ketua atau pimpinan kelompok, al-Mas’uliyah
yang bermakna penanggung jawab, Khadimul ummah yang bermakna pelayan
ummat.
Jadi, pengertian pemimpin adalah orang yang ditugasi
atau diberi amanah untuk mengurusi permasalahan ummat, baik dalam lingkup
jamaah (kelompok) maupun sampai kepada urusan pemerintahan, serta memposisikan
dirinya sebagai pelayan masyarakat dengan memberikan perhatian yang lebih dalam
rangka upaya mensejahterakan ummatnya, bukan sebaliknya, mempergunakan
kekuasaan dan jabatan untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada, hanya untuk
pemuasan kepentingan pribadi (ananiyah) dan kaum kerabatnya atau kelompoknya (ashobiyah).
Adapun pengertian kepemimpinan, merupakan sebuah
fenomena yang kompleks sehingga amat sukar untuk membuat rumusan yang
menyeluruh tentang pengertian kepemimpinan.
Dahulu orang menyatakan, kepemimpinan adalah ciri
bawaan psikologis yang dibawah sejak lahir, yang merupakan ciri khusus yang ada
pada diri seseorang. Sehingga dia memiliki kharisma dan kewibawaan untuk
memimpin massa yang ada disekitarnya. Ia menjalankan kepemimpinannya tanpa
teori, tanpa menjalani pelatihan dan pendidikan
sebelumnya.
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan juga
berkembang secara ilmiah. Pada awal abad ke-20 Frederik W. Taylor mempelopori scientific
Management, yang di kemudian hari menjadi ilmu kepemimpinan. Kepemimpinan
tidak lagi didasarkan pada bakat dan pengalaman tetapi berdasar pada pendidikan
dan pelatihan.
Seorang pimpinan harus memiliki bakat kepemimpinan
dalam mendukung tugasnya.Pemimpin dalam melaksanakan tugasnya dapat mengerahkan
kemampuan manajerial (Manajerial Skill) maupun kemampuan teknis (Teknical
Skill) secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin dengan kekuasaan yang
dimilikinya dapat mempengaruhi, mengerahkan suatu tindakan pada diri seseorang
atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Olehnya itu seseorang akan menjadi seorang pemimpin
yang efektif apabila secara genetika telah memiliki bakat kepemimpinan dan
bakat-bakat tersebut, dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki
jabatan kepemimpinannya, serta kemampuan tersebut dapat ditopang oleh
pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang
bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Comments
Post a Comment