Aplikasi dan Fungsi Tauhid dalam kehidupan Modern

Gambar : dakwahpost

  • Tauhid dalam kehidupan sehari-hari
Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia mempunyai konsekuensi yang harus di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa mengesakan Allah adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil maupun besar. Di antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah mengetahui kandungan maknanya kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah.” Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada segala sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah semata tidak kepada selain-Nya.
Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya
kemudian menerima dengan Ikhlas akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa perintah yang mesti dilaksanakan ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.
Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal Allah (tauhid) sebelum kita beribadah & beramal karena suatu ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan  kesyirikan (menyekutukannya dalam peribadatan) , maka tegaknya ibadah & amalan kita harus didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid sebagaimana akan kita jelaskan dibawah ini:
“Ketahuilah (ya Muhammad) sesungguhnya tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah, & mohonlah ampun bagi dosa-dosamu, dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (QS. Muhammad : 19).
semoga Allah merohmatimu, sesungguhnya Allah menegaskan & mendahulukan serta  mengutamakan untuk mengetahui dan berilmu tentang  At tauhid  dari pada beribadah yaitu beristifghfar, dikarenakan ” mengenal tauhid menunjukkan ilmu ‘usul, adapun beristighfar menunjukkan ilmu furu’.
Dan tidak ada perselisihan sedikitpun dikalangan para ulama salaf dan khalaf serta umat islam seluruhnya  bahwasanya : paling afdal & utamanya para nabi & rasul  adalah ke empat nabi tersebut ( Muhammad, Musa, Isa, & Ibrahim ) , tatkala Allah menetapkan & memerintahkan kepada empat rasul yang mulia  ini untuk ma’rifah ( berilmu & mengetahui ) ilmu usul dan dasar serta pondasi agama yaitu Tauhid sebelum ilmu furu’ ( sebagai aplikasi dari ilmu usul ).
dengan selalu mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa, berdoa hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan hanya karna Allah, tidak berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu. Kita telah mengaplikasikan sikap tauhid.
“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku”(alDzariyat:56)

 “Hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan”(al-Fatihah:5)

 “Katakanlah, “Dialah Allah yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu..”(al-Ikhlas:1-2)
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa ketauhidan tidak hanya menyangkut hal-hal batin, tetapi juga meliputi sikap tingkah laku, perkataan, dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu, orang-orang yang telah mampu memahami dan menghayati tauhid dengan benar akan membawa kepada kebahagiaan baik itu segi lahir ataupun batin. Sehingga jelas bagi seseorang, bahwa tauhid tidak cukup untuk dimiliki dan dihayati, karena jika hanya demikian hanya akan menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan, namun tidak berpengaruh apa-apa terhadap seseorang tersebut, sehingga dirinya akan berada diluar ketauhidan yang sebenarnya, bahkan mungkin bisa sampai keluar dari keislamannya, karena maksud dan tujuan tauhid bukan sekedar diakui dan diketahui saja,
berupaya mengaitkan semua dinamika kehidupan ini dengan Allah SWT. Allah hadir sebagai pengawas kehidupan kita, sebagai tempat bersandar, meminta, bersyukur dan hal lain yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita menerima rezeki, pertolongan, bahkan bencana semuanya selalu terkait dengan Allah. Allah-lah yang memudahkan semuanya melalui tangan hamba-hamba-Nya. Terkadang kita hanya berterima kasih pada manusia. Kita tak pernah sadar bahwa Allah-lah yang mengetuk hatinya. Allah-lah yang memudahkan semuanya untuk kita. Jadi seharusnya, pertama kali yang kita beri ucapan terima kasih adalah Allah. Baru manusia. Demikian juga misalnya kita menerima musibah. Musibah harus menyadarkan kita bahwa itu adalah ujian, peringatan, atau bahkan azab dari Allah.
  • Fungsi tauhid dalam kehidupan modern

1.Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk.
Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa daya pikir kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman Allah SWT SWT :
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan ( yang benar ). ". ( QS.
Al- Ahzaab : 66 - 67)
Fungsi ini dirujukkan pada kalimat “Laailaahaillallah ” ( tidak ada Tuhan selain Allah ).Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan mengucapkan “ tidak ada Tuhan selain Allah”  berarti seorang muslim telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq atau ciptaan-Nya. Dan sebenarnya umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan “tahrirunnasi min ‘ibadatil ‘ibad  ila ‘ibadatillahi ” atau membebaskan manusia dari menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah SWT semata.
2.Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka. 
Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan mendistorsi pikiran jernih. Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. ( QS. Al- Furqon : 43 - 44).
      3.Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang abstrak, potensial, maupun yang konkret. Namun,  kenyataannya umat muslim sekarang berada dalam suatu ironi (keterbalikan) dimana kemiskinan, kelaparan dan kebodohan belum juga teratasi, jarak antara si kaya dengan si miskin semakin tajam, keadilan dan kejujuran semakin langka, serta kebenaran semakin mudah direkayasa di tengah – tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Pada tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi justru demi upaya pembebasan dan memudahkan manusia ( umat muslim khususnya) dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup mereka.
     4.Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.
Apabila tauhid direlasikan dengan ilmu pengetahuan maka dapat menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia dan mampu menjembatani wilayah - wilayah peradaban lokal menjadi peradaban mondial karena tauhid merupakan paradigma dari metode ilmiah dalam seluruh wilayah ilmu pengetahuan umat islam. Sebagai bukti banyak ilmuan kelas dunia yang lahir dari dunia islam dan karya- karyanya telah menjadi landasan bagi kelahiran ilmu pengetahuan dan peradaban barat modern.
     5.Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten.
Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan perintah yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup yang tak terhingga. Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki kekuatan maupun kekuasaan selain Illahirabbi.
6.Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka
Dengan kata lain, bahwa semua aktivitas yang dilakukan maupun kejadian yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia mengetahui segala hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang tersembunyi maupun yang tampak,  Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah dan tiada Tuhan selain Dia.

Comments